Rabu, 23 Juli 2008

Dalam malam.... Di bawah samar bulan....

“Feel it then u get it,,,

get it then you’ll feel it…”

Sebuah luka yang mendalam tiada berakhir dalam silam, kelamnya malam melukai kehidupan bahagiaku. Tak pernah terpikir oleh perasaan ini aku akan terluka, oleh pisau yang kupegang aman. Tak mengerti, hanya caci merasuki hati kini.
Keberadaan kebahagiaan yang kualami sedia kala, tak merubah masa depan pun masa lalu yang hilang. Ku ingin bangkit dan raih semua, namun luka ini berdarah-darah merah dan mencerca pakaian putihku. Semua merah, semua darah, dan hanya irisku yang tersisa berwarna, dan itupun coklat.

Untuk kesekian kalinya......

Dalam malam.... Di bawah samar bulan....
kulihat seorang pria muda
wajahnya menggambarkan kesedihan yang mendalam
bibirnya bergetar menahan perih
matanya sembab dan tak bercahaya
ia telah kehilangan wajah cerianya
ia telah kehilangan tawa lepasnya
ia telah kehilangan senyum indahnya
yang terlihat pada wajahnya hanya rasa sakit yang tak tertahankan
ia berusaha kuat, walau tak ada tenaga lagi yang tersisa dalam dirinya
ia berusaha tegar, meski tak lagi ia lihat harapan akan datangnya kebahagiaan
ia yang telah memilih jalan ini, memilih untuk terus bersama seseorang yang begitu ia cintai
namun baginya, orang yang paling ia cintai itu justru adalah orang yang paling mampu melukai perasaannya
tapi, tak pernah ia bisa berlari
tak pernah ia bisa menjauh
yang ia bisa hanya, berusaha untuk kuat, berusaha untuk tersenyum
meski tak ada lagi kebahagiaan yang ia dapatkan
Dalam malam.... Di bawah samar bulan....
kulihat seorang pria muda
yang dengan ketulusan hatinya, terus mencintai dan terus menyayangi
meski ia tak tahu apakah cintanya akan dibalas bahagia
meski ia tak tahu apakah cintanya akan berakhir indah
ia tetap tak dapat menghapus cinta itu, tak kan pernah bisa…

  "Dua tahun berlalu tanpa makna
  & kau....
tak sempat terlupakan...
dan tak pernah AKU bisa....''